Survei memperlihatkan perubahan minum teh di Indonesia, sila disimak

Tetra Pak Indonesia menyatakan kesiapannya untuk mendukung industri di dalam negeri setelah survei yang menunjukkan konsumsi di Tanah Air terus mengalami peningkatan.
Hasil temuan Lexis Research Agency, sebanyak 48 persen konsumen di Indonesia mengonsumsi teh siap minum atau ready to drink (RTD) setidaknya sekali sehari, terutama pada waktu tengah hari (20 persen) dan pagi menjelang siang (19 persen), kata John Jose, Direktur Pemasaran Tetra Pak Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Menurut dia survei yang dilaksanakan melibatkan lebih dari 6.000 responden, termasuk 750 responden dari Indonesia.
Temuan menarik lainnya dari survei tersebut, sebanyak 50 persen responden menyatakan paling sering menikmati Teh RTD saat berada di luar rumah.
Lalu jenis teh yang paling banyak disukai konsumen Indonesia adalah teh melati atau teh melati (47 persen), disusul oleh teh hijau (18 persen) dan teh susu (12 persen) serta teh matcha (10 persen).
Sedangkan dari sisi rasa, teh apel (22persen) dan lemon (19persen) menjadi dua rasa yang paling banyak dipilih oleh konsumen Indonesia.
RTD Tea tidak hanya dikonsumsi karena rasanya, tetapi juga karena manfaat fungsional dan emosional yang dirasakan konsumen. Sebanyak 73 persen responden menyatakan bahwa mereka meminumnya untuk menyegarkan diri dan menghilangkan dahaga, 50 persen untuk menambah energi, dan 49 persen untuk tujuan relaksasi.
“Bahkan 30 persen yakin teh siap minum sebagai sumber nutrisi yang baik. Sehingga studi U&A ini memberikan panduan penting bagi pelaku industri untuk merespons perubahan dengan inovasi,” ucap John.
Terkait hal tersebut, John menyatakan kesiapannya untuk mendukung industri pengemasan di dalam negeri melalui beragam solusi pengiriman dan pengemasan produk.
”Data juga menampilkan hampir 60 persen masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah perkotaan dan total populasi sekitar 280 juta penduduk. Serta teh merupakan minuman yang banyak disukai masyarakat,” ucap dia.
Teh siap minum dalam kemasan, masih menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia, terutama di kalangan konsumen yang mengutamakan kepraktisan dan kesadaran akan hidup sehat.
Di tengah perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis, pola konsumsi terhadap produk siap minum menunjukkan adanya perubahan preferensi yang signifikan. Berdasarkan laporan KenResearch tahun 2024, nilai pasar teh siap minum di Indonesia diperkirakan mencapai sekitar 1,1 miliar dolar AS
Tetra Pak, sebagai perusahaan global di bidang pengemasan dan pengiriman makanan dan minuman, memiliki peran strategis dalam mendukung ekosistem siap minum di Indonesia. Salah satu inisiatif unggulan Tetra Pak adalah pendirian Customer Innovation Center (CIC) di Bangkok, yang menjadi pusat kolaborasi dan inovasi untuk wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
Melalui CIC, Tetra Pak mendampingi produsen teh siap minum dari tahap awal penciptaan ide produk, pengembangan formulasi, optimalisasi resep, hingga penciptaan prototipe yang siap diuji di pasar.
Selain itu, Tetra Pak menyediakan toolkit inovasi yang berisi lebih dari 500 riset tren global dan lebih dari 3.000 pemindaian produk RTD dari seluruh dunia, guna menginspirasi inovasi yang relevan dengan kebutuhan lokal.
“Melalui pendekatan kolaboratif dan inovasi kemasan yang adaptif, kami membantu mitra-mitra kami menjawab ekspektasi konsumen masa kini,” tambah John Jose.
“Tujuan kami tidak hanya mendukung keberlangsungan industri, tetapi juga mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan berorientasi pada konsumen,” ucapnya.
Survei juga menampilkan konsumen Indonesia,bersedia membayar lebih untuk produk yang sepenuhnya alami (70 persen), produk yang sepenuhnya dibuat dari daun teh segar (52 persen), memberikan tambahan keuntungan fungsional (51 persen), dibuat dengan pemanis alami (51 persen) dan kemasan yang mudah digunakan (50 persen).