Slow Fashion: Gaya Berkelanjutan Kembali Digemari

Jakarta, 3 Juli 2025 – Di tengah hiruk pikuk industri fast fashion yang serba cepat, konsep slow fashion kembali mencuri perhatian dan digemari, bukan hanya sebagai tren sesaat, melainkan sebagai gaya hidup berkelanjutan. Kesadaran akan dampak lingkungan dan etika produksi mendorong banyak konsumen, terutama generasi muda, untuk beralih ke pendekatan yang lebih bijaksana dalam berbusana.
Slow fashion mengedepankan kualitas di atas kuantitas, mendorong pembelian pakaian yang tahan lama, diproduksi secara etis, dan memiliki dampak minimal terhadap lingkungan. Ini berarti memilih bahan-bahan ramah lingkungan, mendukung produsen lokal, serta mengurangi limbah tekstil melalui penggunaan kembali, perbaikan, atau daur ulang. Tujuannya adalah menciptakan lemari pakaian yang lebih bermakna dan berkelanjutan.
Gerakan ini juga menyoroti pentingnya mengetahui asal-usul pakaian dan kondisi pekerja yang membuatnya. Dengan memilih slow fashion, konsumen tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga mendukung praktik bisnis yang adil dan transparan. Ini adalah pergeseran paradigma dari konsumsi impulsif menuju pilihan yang lebih sadar dan bertanggung jawab, membuktikan bahwa gaya dapat berjalan seiring dengan keberlanjutan.