Penyelenggara sebut festival UMKM Papua di Ragunan sukses

By Ganet Dirgantoro3 min read9 views

Tong Baronda selaku penyelenggara festival Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) asal Papua sekaligus pagelaran seni dan budayanya menyebut kegiatan yang di selenggarakan di Bumi Perkemahan Ragunan, Jakarta Selatan pada Minggu (27/7) sukses dihelat.

Koordinator acara Charles Kossay menyebut perhelatan tersebut ditujukan untuk memperkenalkan lebih luas produk UMKM. Sehingga di dalam kegiatan tersebut disertakan juga bincang-bincang (talkshow) terkait potensi produk asal Papua termasuk seni dan budayanya.

“Momentum ini sangat tepat diselenggarakan. Sebagai langkah awal dari teman-teman mahasiswa maupun teman teman asal Papua untuk menunjukan kreativitas, budaya dan hasil olahan komoditas asal Papua,” kata Charles Kossay di Jakarta, Senin.

Kegiatan dibuka dengan melakukan tradisi bakar batu, hingga sambutan tarian adat Seka dari komunitas Universitas Negeri Jakarta Kaimana, kemudian acara tersebut dibuka secara langsung oleh Ketua Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) Papua, Pdt. Albert Yoku.

Tong Baronda merupakan komunitas yang digerakkan oleh kalangan muda Papua yang bertujuan untuk menyuarakan budaya, adat, dan hasil komoditas asal Papua.

Pdt. Albert Yoku mengapresiasi kegiatan ini sebagai wujud sikap yang adaptif yang sudah semestinya dilaksanakan sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Selain itu dia juga menyampaikan pentingnya sinergi antara seluruh masyarakat Papua atau komunitas Tong Baronda ini untuk melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak.

“Ini menjadi bagian penting agar masyarakat Indonesia yang lainnya lebih mengenal budaya, adat, komoditas yang ada di Papua,” ucap dia.

Sedangkan pengusaha sagu yang juga CEO Sagolicious, Jenny Widjaya menjelaskan kisah suksesnya memperkenalkan sagu sebagai bahan baku aneka makanan.

“Prosesnya tidak mudah, diperlukan banyak waktu dan tenaga, memikirkan segala hal yang tujuannya untuk memperkenalkan sagu ini ke khalayak ramai dan ke seluruh Nusantara Indonesia.” ucap Jenny.

Jenny Widjaja juga menyampaikan pengalamannya ketika melakukan riset and pengembangan di Papua, untuk memastikan bahwa sagu mempunyai potensi yang sangat besar, dan dirinya bermimpi bahwa sagu ini dapat menjadi hidangan favorit di atas meja makan bagi setiap orang diberbagai daerah.

Setelah melalui proses yang panjang, Jenny Widjaja mengungkapkan keberhasilannya menciptakan produk dengan berbahan dasar sagu ini merupakan suatu hal yang membanggakan.

Jenny bahkan menyampaikan cita-citanya untuk memperkenalkan sagu sampai tingkat kancah internasional.

“Ketika sagu ini terkenal, akan banyak hal yang berdampak dan bermanfaat. Terutama bagi masyarat Papua, mulai secara ekonomi, kesejahteraan, sampai nanti banyaknya minat masyarakat secaea umum membeli sagu. Entah untuk diolah secara pribadi atau dijadikan bahan olahan,” ungkap Jenny.

Lebih lanjut Alfred Pablika, Tokoh pemuda Papua menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa asal Papua yang berdomisili di Jabodetabek.

“Ini kesempatan bagi kami para mahasiswa memperkenalkan karya, kreatifitas, hasil masakan dari anana kami, anana ini ungkapan ialah teman lah secara umum,” ucap Alfred.

Alferd berharap kegiatan ini terus berjalan dan berlanjut. Bukan hanya di Jakarta, melainkan diseluruh pelosok daerah Kota, Kabupaten yang berada di Indonesia. Dirinya ingin, gerakan Tong Baronda ini menjadi wadah bagi teman-teman asal Papua untuk memperkenalkan budaya, adat, maupun pariwisata yang ada di Papua kepada seluruh masyarakat Indonesia.

Pendiri Biang Project, Agnia Addini mengatakan keinginannya untuk bergerak secara masif bersama anak-anak muda Papua untuk melakukan berbagai kegiatan yang bisa mewadahi kreativitas dan berbagai usaha UMKM di dalam dan luar negeri.

“Tentu Tong Baronda akan menjadi wadah akar rumput bagi setiap elemen masyarakat, mahasiswa asal Papua untuk terus bertumbuh bersama. Kami dari Biang Project akan menjadi kanalisasi untuk terus menyuarakan baik itu ide, kreativitas serta keanekaragaman budaya papua dalam ruang digital, ” ucap Agni.