MarkPlus Institute selenggarakan Indonesia Marketing Festifal di Kota Semarang

By Ganet Dirgantoro Location: 2 min read2 views

MarkPlus Institute resmi membuka  Indonesia Marketing Festival 2025 di Kota Semarang, Jawa Tengah yang diawali dengan program Campus Day di Universitas Diponegoro. Memasuki tahun ke-13, IMF terus menjadi ajang strategis yang mempertemukan pelaku bisnis, akademisi, industri, dan pemerintah dalam merespons dinamika pemasaran nasional di tengah percepatan transformasi digital dan adopsi kecerdasan buatan (AI).

Semarang dipilih sebagai kota pembuka karena kekayaan sejarah, semangat kewirausahaan, dan komunitasnya yang kuat, menjadikannya representasi ideal kolaborasi antara nilai lokal dan kesiapan menghadapi masa depan.

Dengan tema “Sustainable Marketing in the AI Era”, IMF 2025 mendorong peran aktif generasi muda dalam membentuk lanskap pemasaran yang lebih inovatif, inklusif, dan berkelanjutan. Acara dibuka oleh Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si., Rektor Universitas Diponegoro, yang menekankan pentingnya pendidikan yang berdampak, berorientasi pada kebermanfaatan, dan keberanian dalam mengambil keputusan sejak usia muda.

“Dalam perjalanan hidup dan karier, keputusan yang diambil di usia muda sangat menentukan arah masa depan. Karena itu, berpikirlah bermartabat dan jadilah pribadi yang bermanfaat. Jika tidak unggul, kita hanya akan menjadi ‘ombyokan’ di Pasar Johar,” ungkap Suharnomo dalam keterangan yang diterima, Selasa.

Rangkaian Campus Day IMF Semarang juga menghadirkan sesi Diplomat Success Challenge by Wismilak Foundation bersama Hesti Rosa, CEO Mebiso.com yang mengajak peserta melihat kegagalan sebagai proses pembelajaran, serta menjadikan AI sebagai mitra dalam menemukan solusi kewirausahaan.

“Kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar dan tumbuh. Tidak perlu menunggu sempurna untuk memulai, terkadang ide kecil pun bisa berkembang menjadi bisnis besar. Seperti AI yang kini menjadi bagian dari realitas yang dimanfaatkan sebagai mitra strategis dalam menghadapi tantangan, baik di bisnis maupun kehidupan harian.” ujar Hesti.

Sorotan lain hadir dari sesi bersama Resti Ghita, Brand Manager Elizabeth yang membagikan pandangannya tentang pentingnya bagi brand lokal untuk berinovasi dan beradaptasi di industri fashion yang dinamis, serta relevansi dalam menjangkau preferensi konsumen di era AI.

“Status sebagai brand lokal bukanlah keterbatasan, melainkan keunggulan yang bersumber dari pemahaman budaya serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan tren. Dalam industri fashion yang dinamis, inovasi menjadi kunci keberlangsungan, sekaligus menguasai strategi pemasaran di platform seperti Instagram, TikTok, dan search engine,” unggah Resti.

Sesi pemaparan selanjutnya oleh Putri Adi Setyaningsih, Marketing Officer B2B Pegadaian, membahas pentingnya literasi keuangan dalam sesi “Safe & Shiny: Emas, Investasi Paling Aman Buat Gen Z”. Ia menekankan bahwa kebiasaan kecil dalam pengeluaran harian dapat dialihkan menjadi langkah awal investasi masa depan melalui tabungan emas digital.